Umur Berapa Bayi Bisa Diajak Perjalanan Jauh?
Bagi para Bunda yang baru memiliki bayi tentu masih was-was jika membawa anak menempuh perjalanan jauh. Karena Bayi masih rentan dan membutuhkan banyak perhatian ekstra. Oleh karena itu, Bunda pasti akan bertanya-tanya, umur berapa bayi bisa diajak perjalanan jauh, karena khawatir akan mempengaruhi kesehatan bayi.
Yuk Simak Umur Berapa Bayi dapat Diajak Perjalanan Jauh
Pertanyaan tersebut memang kerap kali terlintas dibenak Bunda kan? Karena tak dapat dipungkiri bayi sangat rentan terhadap penyakit dan sensitif terhadap perubahan lingkungan. Oleh karena itu, akan dibahas umur berapa bayi bisa diajak perjalanan jauh dan apa saja yang perlu diperhatikan saat membawa bayi dalam perjalanan tersebut.
1. Umur 2 minggu
Umur berapa bayi bisa diajak perjalanan jauh yang pertama adalah pada umur 2 minggu. Bayi dapat melakukan perjalanan, namun tidak dalam perjalanan yang sangat jauh. Umur ini pun masih terbilang rentan jika menggunakan angkutan umum seperti angkot, kereta api, atau bus. Oleh karena itu, sebaiknya Bunda menunda dulu perjalanan yang sekiranya jauh jika ditempuh dengan kendaraan umum.
Perlu diperhatikan bahwa umur 2 minggu bayi tetap masih rentan. Selain itu, umur 2 minggu masih belum menerima vaksin wajib, jadi meskipun dapat diajak berkendara, sebaiknya gunakan kendaraan berupa mobil dan menghindari kerumunan agar meminimalisir bayi terjangkit penyakit.
2. Umur 1 bulan
Umur berapa bayi bisa diajak perjalanan jauh selanjutnya adalah saat bayi berumur 1 bulan. Meskipun imunitasnya belum sepenuhnya kuat, namun imunitasnya lebih baik daripada bayi umur 2 minggu. Bayi umur 1 bulan dapat diajak dalam pejalanan jauh dengan kendaraan pribadi. Usahakan untuk menjaga bayi dalam keadaan hangat, tidak terlalu panas atau lembab.
Perhatikan kebutuhan perjalanan saat melakukan perjalanan jauh. Bayi usia 1 bulan juga masih rentan terhadap penyakit dan sensitif terhadap perubahan lingkungan. Sebaiknya Anda tidak menggunakan kendaraan umum yang padat penumpang karena akan beresiko pada bayi.
3. Umur 2 bulan
Pada umur 2 bulan bayi sudah memiliki imunitasnya yang lebih berkembang dan sudah diberi beberapa vaksin wajib, sehingga sudah dapat diajak dalam perjalanan jauh. Meskipun sudah dapat diajak dalam perjalanan jauh, usahakan untuk masih menghindari kerumunan dan asap rokok karena bayi masih terbilang rentan.
4. Umur 3 bulan
Umur berapa bayi bisa diajak perjalanan jauh adalah saat umur 3 bulan. Umur 3 bulan juga menjadi syarat aman bagi bayi untuk menempuh perjalanan menggunakan pesawat. Adanya tekanan udara dalam pesawat akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi bayi seperti halnya orang dewasa yang merasakan sakit pada telinga akibat ketidakseimbangan tekanan udara.
Untuk mengatasi sakit telinga pada bayi, Bunda dapat memberikan bayi empeng dan membersihkan lendir jika flu. Akan tetapi sebaiknya Anda memberinya ASI atau empeng agar gerakan menghisap akan meminimalisir nyeri pada telinga bayi.
Jika Bunda travelling bersama bayi pada usia 3 bulan maka persiapkan perlengkapan bayi yang sesuai berupa topi bayi, kotak obat, nomor dokter dan daftar obat. Gunakan car seat di kursi belakang untuk bayi agar bayi nyaman dan aman.
5. Umur 6 bulan
Umur 6 bulan imunitas bayi semakin meningkat seiring dengan diberikannya vaksin wajib. Selain itu pada umur 6 bulan, bayi sudah dapat diberikan makanan pendamping ASI, sehingga Anda dapat membawa cemilan pendamping untuk membuat anak lebih nyaman.
Di pesawat, Anda juga dapat memberi bayi makanan pendamping ASI agar telinga bayi tidak nyeri saat dalam perjalanan. Gerakan mulut saat mengunyah atau menghisap akan meredakan nyeri pada telinga bayi.
Demikianlah ulasan mengenai umur berapa bayi bisa diajak perjalanan jauh.Jadi Anda tidak perlu khawatir jika ingin mengajak bayi dalam perjalanan jauh. Hal yang perlu diperhatikan adalah kesehatan bayi, barang perlengkapan bayi, dan lingkungan yang sekiranya cocok untuk memungkinkan bayi diajak dalam perjalanan jauh.
Akan tetapi perlu diingat, ulasan ini hanya berlaku bagi bayi yang masa kandungan cukup (tidak prematur) dan bobot badan normal. Jika bayi prematur atau bobot badan kurang maka sebaiknya tidak melakukan perjalanan jauh dan jika harus melakukan perjalanan jauh, harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.