Usia Anak Sekolah Menurut WHO Agar Menjadi Patokan

Sebenarnya berapa usia anak sekolah menurut WHO supaya jadi patokan? Menjelang tahun ajaran baru, orang tua mulai sibuk mencari sekolah terbaik bagi anak-anak. Sebelumnya, orang tua menghitung apakah anaknya sudah bisa mendaftar tahun ini. Pasalnya beberapa sekolah terutama yang negeri mensyaratkan umur. Aturan WHO bisa menjadi tolok ukur mengenai ini.

Sebagai lembaga internasional yang fokus pada kesehatan, WHO membuat ketentuan tentang batas minimal anak bisa mendaftar sekolah yang rasional. Hal ini terkait potensi kerugian dari pihak anak jika dipaksa untuk sekolah lebih cepat dari seharusnya.

Usia yang tepat untuk mendaftarkan anak sekolah

Secara detail, sebenarnya batasan usia anak mulai bisa sekolah tidak bisa digeneralisir. Masing-masing anak mempunyai kesiapan psikis sendiri. Sedangkan ketentuan WHO tersebut merupakan range atau batas perkiraan.

Karena itu di beberapa sekolah swasta favorit melakukan seleksi dengan melihat psikososial anak. Apakah dengan usianya tersebut si anak sudah mampu untuk mengikuti pelajaran dan berinteraksi dengan teman secara baik.

Dunia sekolah merupakan hal baru bagi anak yang mulai menginjak PAUD, TK atau SD. Jika biasanya mereka di rumah, langsung di bawah pengawasan orang tua atau pengasuh, kini harus berinteraksi dengan dunia luar.

Ketentuan pembatasan usia ini pada beberapa kasus bisa merugikan siswa yang berprestasi. Terutama untuk level Lanjutan Pertama (SMP) sekolah lanjutan atas (SLA). Tidak sedikit anak yang berprestasi akhirnya tidak bisa masuk sekolah pilihan karena kurang umur. Begitu pun di tingkat Sekolah Dasar. Kasus ini sering terjadi.

Bagi yang berasal dari keluarga mampu, mungkin bukan masalah. Mereka bisa mendaftarkan ke sekolah swasta unggulan. Sedangkan bagi keluarga dengan ekonomi pas-pasan, terpaksa memilih sekolah mana pun yang bisa menerima.

Mengenai usia anak sekolah menurut WHO lembaga internasional ini menyarankan anak mulai masuk SD pada usia 7 tahun. Pada kenyataannya memang banyak sekolah negeri yang menyeleksi calon siswa dari batas tersebut.  Ini juga bisa menjadi patokan untuk orang tua yang masih ragu mengenai Anak Usia 4 Tahun Masuk PAUD atau TK

Perkenalkan anak pada lingkungan sekolah

Sering terjadi ketika hari pertama sekolah, anak menangis dan tantrum sepanjang waktu belajar. Banyak yang menganggap hal tersebut wajar. Tetapi sebenarnya sebaiknya menghindari kejadian tersebut.

Anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Jika sebelumnya sepanjang hari di rumah bersama orang tua, kemudian harus masuk di lingkungan sekolah sangat mungkin timbul rasa takut. Apalagi jika belum ada satupun siswa lain yang dikenalnya.

Ketika masuk sekolah SD. Lingkungan baru membuat mereka mengalami trauma. Sebaiknya sebelum memasuki sekolah, bunda sudah mengenalkan mereka pada lingkungan baru tersebut.

Caranya bisa dengan mengajaknya ke sekolah sebelum hari masuk. Mengenalkan pada guru dan ruang yang nanti akan ditempati untuk belajar. Dengan demikian bisa mengurangi sedikit kekhawatiran.

Sedangkan jika pas hari pertama sekolah anak masih menangis dan tidak mau ditinggal, Bunda bisa menunggunya terlebih dulu. Tidak sedikit sekolah yang memberikan kelonggaran pada orang tua untuk menemani anaknya melewati hari pertama di TK atau SD.

Banyak sekolah yang mengadakan kelas trial sebagai media menyiapkan si kecil memasuki lingkungan baru. Bunda bisa mengajak anak untuk mencobanya. Pada waktu tersebut anak juga akan mulai mengenal temannya. Coba juga Tips Agar Anak Mau Sekolah Sendiri

Alasan anak sebaiknya mulai sekolah usia 7 tahun

Ketentuan mengenai batas minimal usia anak yaitu 7 tahun atau mendekati umur tersebut terkait dengan beberapa hal. Pada saat di TK, akan mengikuti pendidikan dengan fokus pada perkembangan motorik. Sedangkan ketika di SD mereka benar-benar harus mulai berpikir yang membutuhkan kesiapan mental dan intelektual.

Waktu belajar di SD pun lebih lama dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Anak pun harus mulai belajar untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kesiapan yang dibutuhkan sebelum memasuki jenjang Sekolah Dasar adalah:

1. Kesiapan fisik

Kesiapan fisik dan motorik anak usia 7 tahun sudah cukup. Fisik mereka sudah bisa untuk belajar dalam waktu yang lebih lama. Begitu juga kemampuan motoriknya. Mereka sudah bisa melakukan banyak hal sendiri. Anda juga bisa membaca perkembangan Anak usia 7-12 tahun supaya makin mengetahui anak lebih jauh.

Mengambil buku, memegang pensil, mengambil minum ketika haus dan lainnya. Kemandirian ini penting karena anak tidak akan dilayani terus untuk hal tersebut. Dengan lebih mandiri, mereka juga bisa mengikuti pelajaran tanpa perlu bantuan orang lain.

2. Psikologi

Pada usia sekitar 7 tahun sebagai usia anak sekolah menurut WHO anak mempunyai kesiapan psikologis yang cukup. Mereka sudah mampu mengendalikan diri dan berkonsentrasi meski masih dalam jangka pendek. Perlahan sesuai dengan pertambahan usianya, anak secara psikologi akan berkembang. Perkembangan ini juga dipengaruhi respon lingkungan.

3. Kognitif

Sekolah yang sesungguhnya sebenarnya baru dimulai ketika anak duduk di bangku SD. Sedangkan sebelumnya, mereka masih dalam tahap bermain. Anak pun sudah mempunyai kemampuan untuk belajar membaca dan menulis. Selain itu juga sudah paham instruksi dan mengikutinya.

4. Emosi

Ketika duduk di bangku SD, anak tidak akan mendapat perhatian full seperti ketika TK. Karena itu, secara psikologi harus sudah siap. Anak pun sudah bisa mengendalikan dan memanfaatkan emosinya dengan baik. Jika terlalu dini bersekolah, kesiapan mental ini biasanya masih kurang.

Usia anak sekolah menurut WHO ini memang sangat ideal. Pada saat usia tersebut anak-anak sudah mempunyai kesiapan fisik dan mental. Kemampuan kognitifnya juga semakin maksimal sehingga siap untuk mengikuti pelajaran.

Sumber:
Hellosehat.com
Id.theasianparent.com
Edukasi.kompas.com

You May Also Like