Cara Mengatasi Anak yang Tantrum Menurut Psikologi Pendidikan

Bagaimana sih cara mengatasi anak yang tantrum menurut psikologi pendidikan supaya semakin efektif? Ayah Bunda bisa mempelajarinya dan praktik dengan mudah. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengatasi masalah tantrum ini kapan saja anak mengalaminya.

Tantrum merupakan kondisi yang sangat umum terjadi pada anak. Ini merupakan kondisi ketika anak kesulitan untuk mengontrol emosi kemudian meluapkannya dengan menangis, mengamuk, dan marah.

Daftar Isi

Begini Cara Mengatasi Anak Tantrum Menurut Psikologi Pendidikan

Pada dasarnya anak memang masih sulit untuk mengenali dan mengontrol emosinya. Di satu titik, anak bisa meluapkan emosinya dalam bentuk tantrum. Hal ini dapat terjadi kapan saja dan mungkin di berbagai tempat. Bahkan bisa di tempat umum sehingga membuat orang tua merasa malu.

Namun, Ayah Bunda tidak perlu gugup ataupun sampai ikut emosi dibuatnya. Ada tips yang bisa diterapkan untuk mengatasi situasi yang ada dan meredakan sikap tantrum anak. Mari simak baik-baik 5 cara mengatasi anak yang tantrum menurut psikologi pendidikan berikut ini:

1. Tetaplah Tenang

Dalam situasi seperti ini, orang tua biasanya akan mudah merasa panik dan takut. Apalagi jika anak mengalami tantrum di tempat umum dan dilihat oleh banyak orang. Sebaiknya jangan panik meskipun hal ini terjadi.

Tetaplah tenang karena bagaimanapun juga emosi orang tua akan sampai kepada anak. Apa yang dirasakan oleh orang tua juga akan dirasakan oleh si anak tersebut.

Tarik napas dulu kemudian berpikirlah dengan jernih. Cermati apa yang menjadi penyebab anak mengalami tantrum. Namun ingat, tidak semua masalah tantrum bisa diselesaikan dengan memberikan apa yang anak inginkan. Jadi pahami dulu situasinya dan cari solusi terbaik yang tidak hanya menguntungkan bagi anak namun juga orang tua. Jika anak juga punya sifat pemarah, Ayah Bunda bisa pelajari Cara Mengatasi Anak Pemarah

2. Berikan Tindakan Sesuai Karakter Anak

Cara mengatasi anak yang tantrum menurut psikologi pendidikan selanjutnya pahami dulu seperti apa karakter anak. Anda harus bisa memberikan respon sesuai karakter masing-masing anak. Ingat, setiap anak punya karakter yang berbeda dan perlakuan yang diharapkan mereka juga pasti mereka.

Misalnya, ada anak yang suka dipeluk tapi ada juga yang lebih suka diusap kepalanya. Sebagai orang tua Anda harus memahami hal seperti ini sehingga bisa memberikan perlakuan yang tepat dan membuat anak jadi nyaman.

Ada juga beberapa anak yang justru sama sekali tidak suka jika orang tuanya ikut campur atau mengatur saat dirinya tantrum. Tak masalah, cukup temani saja dan jangan melakukan tindakan apapun yang justru membuat anak semakin marah. Dalam situasi seperti ini orang tua juga harus peka melihat apa yang sebenarnya diharapkan oleh anak.

Selagi tenang dan emosi anak stabil di rumah, orang tua atau pengasuh bisa mengajak anak mencoba Mainan Edukasi Anak 3 Tahun. Biasanya tantrum terjadi di usia ini. Tujuannya supaya perkembangan anak lebih baik.

3. Alihkan Perhatian Anak

Cobalah untuk mengalihkan perhatian anak, terutama dari hal yang membuatnya jadi tantrum. Misalnya, anak mengalami tantrum karena ingin makan es krim lagi padahal tadi sudah diberikan oleh orang tua dan ingin makan lebih banyak es krim.

Dalam situasi seperti ini maka cobalah untuk membawa perhatian anak ke hal lainnya. Jangan kembali membahas es krim atau menyebutkan nama makanan tersebut di hadapan anak.

Pada dasarnya anak memang mudah teralihkan apalagi dengan hal-hal yang memang disukainya. Oleh sebab itu, cari dulu apa sebenarnya yang disukai anak dan kira-kira bisa membuat perhatiannya teralihkan. Jika tidak berhasil, maka jangan memaksa atau marah. Berikan jeda waktu dan cari hal-hal lain yang mungkin dapat mengalihkan perhatiannya.

4. Berikan Ruang yang Cukup bagi Anak

Salah satu cara mengatasi anak yang tantrum menurut psikologi pendidikan adalah dengan memberi anak cukup ruang. Saat tantrum, biasanya anak akan berusaha untuk melampiaskan emosinya.

Bisa dengan berguling-guling di lantai, memukul benda-benda di sekitarnya, dan lain sebagainya. Jika sulit untuk mengendalikan anak pada saat seperti ini maka biarkan saja dan berikan cukup ruang.

Pastikan bahwa anak tidak akan membahayakan dirinya sendiri saat tantrum. Bawa anak ke tempat yang tenang dan cukup luas sehingga ia bisa melampiaskan isi hatinya. Di saat ini seperti ini orang tua akan sulit mencampuri perasaan anak sehingga yang bisa dilakukan adalah menunggu dan memastikan anak baik-baik saja.

Orang tua juga bisa memberikan Mainan Edukasi Anak 2 Tahun untuk meningkatkan perkembangannya. Ini bisa memberikan rasa senang dan menyiapkan karakternya menjelang umur balita.

5. Tunggulah Anak Mengendalikan Emosinya

Tetaplah sabar karena masa tantrum ini tidak akan berjalan selamanya. Anak bisa saja mengalami tantrum namun anak juga punya kemampuan istimewa dalam mengendalikannya. jadi tunggu saja dengan sabar sampai anak bisa mengendalikan emosi dan mengakhiri masa tantrumnya. Jangan memaksa atau bahkan memarahi anak karena butuh waktu dalam mengendalikan emosi tersebut.

Ini penting untuk dilakukan karena setelah anak tumbuh dewasa nanti, ia harus bisa mengenali dan mengendalikan emosinya sendiri. Jadi pada saat tantrum seperti ini, biasakan saja anak untuk berlatih.

Anggap ini menjadi waktu bagi anak untuk membiasakan diri mengenali emosi dan mengendalikannya dengan baik. Setelah anak merasa tenang, baru orang tua bisa mulai mengajaknya berkomunikasi.

Momen anak tantrum memang memberikan tambahan beban bagi orang tua. Namun, ini juga akan menjadi kenangan saat anak mulai matang sikapnya. Jangan khawatir, Ayah Bunda karena anak tantrum bisa sembuh seiring bertambahnya usia.

Misalnya setelah umurnya 5 tahun ke atas hingga 7 tahunan. Kenali juga perkembangan Anak usia 7-12 tahun untuk lebih memahami buah hati.

Terapkan cara mengatasi anak yang tantrum menurut psikologi pendidikan yang sudah dibahas tadi. Kondisi tantrum memang tidak bisa dihindari dan diprediksi oleh orang tua. Bisa saja faktor penyebab tantrum ini berbeda-beda dan tidak disangka sebelumnya. Jadi yang bisa dilakukan orang tua hanyalah menghadapi anak dan membantunya melewati masa tantrum tersebut.

Sumber:
Haibunda.com
Alodokter.com
Theasianparent.com

You May Also Like